Sunday, March 6, 2016

Naskah Drama "Menemukanmu di Ruang Rindu"

Menikmati masa tua dengan cucu tersayang merupakan anugerah yang paling disyukuri oleh nenek. Meski tingkah sang cucu kerap kali membuat nenek naik pitam, namun beliau senantiasa memanjakan cucunya itu dengan buaian kasih sayang yang tulus. Evy adalah cucu sekaligus teman hidup nenek. Evy adalah cucu dari anak perempuan nenek. Sejak bayi evy tinggal bersama nenek, karena  orang tuanya bekerja di luar kota. Status evy yang masih memilki orang tua disembunyikan nenek dari cucunya itu. evy tidak mengetahui siapa orang tuanya dan dimana ia berada. Hal ini dikarenakan sang nenek tidak mau melihat cucunya bersedih lantaran orang tuanya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
            Suara musik gangnam style serasa memecah kuping telinga. Suara itu ternyata terdengar dari kamar evy. Sementara itu, sang nenek sudah sejak tadi mengetuk pintu kamar cucunya itu karena ingin menyuruh evy membelikannya sabun cuci. Namun  suara musik dengan volume extra keras tentu saja membuat evy tidak mendengarnya. Lalu nenek kembali memanggil evy
            Nenek  : “Tok Tok Tok (suara nenek mengetuk pintu), Evy…Evyyy buka pintunya nak!”
            Evy      : “iya” (jawab evy cuek)
            Nenek : “Nak, tolong belikan nenek sabun. Nenek ingin mencuci”
            Evy      : “Sabun?? iya sana-sana keluar (evy mengusir nenek).
            Evy pun pergi ke warung, tapi uang yang seharusnya digunakan untuk membeli sabun, malah evy belikan kerupuk. Saat itu, tiba-tiba seorang wanita terjatuh dari sepeda dan barang-barang yang dibawanya pun berhamburan di jalan. Evy pun segera membantunya. Risma nama wanita berjilbab itu, mereka berkenalan dan berbincang-bincang di tepi jalan. Tak lama kemudian, terdengar suara adzan berkumandang, Risma pun mengajak evy untuk sholat.
            Risma  : “eh, sudah adzan. Ayo kita sholat berjamaah di mesjid!” , ajak Risma
            Evy      : “apa itu?”
            Risma : “Kamu tidak mengenal sholat?”
            Evy      : Yupz”
            (Risma menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap evy yang sedang nyantai)
            Risma  : “Ayo ikut aku!” (pinta Risma sambil memegang tangan Evy)
            Risma sholat di mesjid, sementara evy menunggu Risma di teras mesjid dan memakan kerupuk yang dibelinya tadi di warung. Tiba-tiba datang dua orang anak kecil dan menanyakan kepada Evy mengapa dia tidak sholat, tapi mereka di usir oleh Evy. Setelah menunaikan sholat, Risma mengajak evy ke tempat ibunya mengajar. Ibu Risma adalah seorang uztadzah yang mengajar anak-anak mengaji. Ketika sudah sampai di tempat tersebut, evy pun ikut belajar dengan santri-santri ibu Risma, karena Evy sama sekali tidak tahu mengaji. Meskipun agak sedikit bingung dan kurang serius , namun evy terlihat bahagia dan semangat belajar mengaji.
            Setelah belajar mengaji, ternyata evy tergerak hatinya untuk belajar sholat, oleh karena itu, Risma mengajak evy ke rumahnya, disana dia mengajari tata cara sholat kepada evy. . Dengan senang hati, risma membantu evy memakai sarung dan mukena. Mereka pun sholat bersama, meskipun evy masih sering bolak balik karena ingin melihat gerakan sholat Risma. Setelah belajar sholat, evi pulang ke rumahnya. Saking semangatnya belajar mengaji, dia pun menempel poster yang berisikan huruf Hijaiyah dan tata cara sholat. Tapi, tiba-tiba sang nenek yang sejak tadi menunggu evy, masuk ke kamar evy.

            Nenek  : “mana sabunta’ nak”?
            evy      : “tidak ada Nek” (menunduk)
            nenek   : “Jadi itu tadi uang kita belikan apaki Nak?”
            Evy      : “kerupuk Nenek” L
            Nenek  : “astagfirullah nak, dari tadiji kutungguiki itu sabun, masalahnya banyak sekali                                  cucian, mauka cuci juga bajuta, makanya kusuruhki beli sabun”
            Nenek tampak kecewa dengan sikap evy, Nenek geleng-geleng kepala. Tapi ketika melihat evy memasang poster tentang tata cara sholat dan huruf hijaiyah, rasa kecewa nenek berangsur turun dann berubah menjadi rasa bangga dan sangat terharu.
            (Risma, yang kini berteman dengan  evy datang ke rumah evy dan mengajari evy mengenakan hijab. Sikap dan perilaku evy pun mulai berubah).
            Karena  bahagia dengan perubahan cucunya, sang nenek berniat untuk memberikan sesuatu kepada sang cucu. Nenek akhirnya berinisiatif untuk pergi ke pasar untuk membelikan evy kudung. Kudung berwarna abu-abu adalah kudung pilihan nenek. Beliau pun membeli kudung  tersebut. Dalam perjalanan pulang, Tiba-tiba seorang wanita yang mengendarai sepeda motor dengan laju kencang, menabrak sang nenek. Nenek tergeletak di jalan. Kudung pilihan untuk si cucu terlempar. Saat itu, dillah yang merupakan tetangga nenek, menolong nenek dan memungut kantongan nenek. Dilla juga menelpon Evy
            Dilla dan Meri, wanita pengusaha muda yang menabrak nenek, mengantar nenek pulang ke rumahnya. Evy sangat panik melihat kondisi sang nenek. Meri, menelpon sahabatnya, yang merupakan seorang dokter. Namanya dokter Nisa. Dokter Nisa pun datang ke rumah Evy
            Evy                  : “Dok, bagaimana keadaannya nenekku??”
            Dokter Nisa     : “Tenangmeki dek, tidak papaji, tapi butuh istirahat nenekta yang cukup”.
            Meri                 : “Evy cuma tinggal sama nenekta kah?”
            Evy                  : “Iye Kak, tidak kutahuki siapa orang tuaku, dan tinggal dimana, kalo
                                      bertanyaka sama nenek, tidak pernah dijawab”.
            Beberapa hari kemudian, penyakit nenek semakin parah. Tanpa sepengatahuan evy, ternyata nenek menyembunyikan penyakit yang selama ini di deritanya. Sang nenek mengidap penyakit kanker rahim dan sekarang sudah sangat parah.
            Nenek memberitahukan kepada evy kalau ternyata evy masih mempunyai ibu kandung. Nenek memperlihatkan foto kecil evy dan ibunya. Nenek juga memberitahu alamat ibunya yang tertera tepat di belakang foto evy kecil dan ibunya.
            (innalillahi wa inna ilaihi rajiun…….Nenek berpulang ke rahmattullah). Evy sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Air mata yang tak henti berlinang menjadi bukti kecintaan evy kepada sang nenek. Evy sangat merasa kehilangan saat itu. Orang yang selama ini perhatian dengannya, orang yang merawatnya dari kecil hingga sekarang, kini telah pergi menghadap ke sang Khaliq. Beliau telah pergi untuk selama-lamanya. Foto kenangan Evy dan neneknya terus dipandanginya.
            Seminggu kemudian, Evy pergi mencari ibunya berbekal alamat yang diberikan neneknya dulu dengan sebuah foto bersama kala ia masih bayi digendong oleh ibunya. Setelah mendapatkan alamat yang dimaksud, evy pun perlahan mendekati rumah tersebut dan memberi  salam.
            Evy      : “Assalamu Alaikum”          
            Nahar  : “walaikum salam, cari siapa yah”??
            Evy      : “apa benar ini alamatnya?? dan apa ibu tahu dengan ibu ini?? (memperlihatkan
                          foto ibunya”.
            Nahar  : (Heran melihat foto evy dan ibunya)
            (Nahar adalah tante evy. dia adalah adik perempuan dari ayah Evy).
            Nahar : “asstagaaaa….jadi anaknyako pale icha??”
            Evy : “iye…bisaka masuk?? mau sekalika  ketemu sama mamaku, dari keciljeka pisah”
                        (evy memaksa masuk )
            Nahar : “Eh masukmko pale eh…
            Evy pun masuk dan sangat prihatin melihat kondisi ibunya. Ibunya memiliki ganggguan mental setelah ayah evy menikah lagi. Kini, ayah Evy menetap di Malaysia bersama istri barunya. Itulah yang membuat icha (mama evy) menjadi depresi. Dia tidak mengenal siapa-siapa. Nahar, mengusir evy dan menyuruh evy membawa ibunya pulang, karena menutnya ibu evy hanya membawa beban buatnya.
            Akhirnya, evy membawa ibunya pulang ke rumah Meri, pengusaha muda yang pernah menabrak nenek evy. Meri, diam-diam sering mengintip kebersamaan evy denga ibunya. waktu itu, Meri melihat evy mencuci kedua kaki ibunya, memberikannya makan pagi, siang, malam, dan lain-lain. Meri kagum dengan kepedulian evy kepada ibunya.
            Suatu hari Meri ingin mengurus bisnisnya di luar negeri, maka dia pun akan meninggalkan Indonesia dan memberikan rumah juga sebagian usahanya kepada evy. Dia menyuruh Notarisnya, ibu Rika untuk membuatkannya surat kuasa.
            Setelah beberapa bulan, kondisi Ibu Icha (Mama Evy) semakin membaik. Evy sangat bahagia melihat perkembangan ibunya. Dia pun memberikan hadiah kepada ibunya yaitu 2 tiket haji. 1 untuk Ibunya, dan 1 untuk Evy. Mereka pun naik haji bersama. Inilah keajaiban Tuhan mempertemukan antara anak dan ibu yang telah lama berpisah. Inilah Pertemuan di Ruang Rindu.
*****************TAMAT****************************

No comments:

Post a Comment