Rembulan begitu indah menyinari seisi alam. Kelelawar terbang silih
berganti mencari makan. Debur ombak memecah kesunyian.
Malam minggu yang panjang, sepasang kekasih duduk berdua memadu kasih dibawah
sejuknya sinar rembulan dibibir pantai yang menawan.
Mereka terlihat cukup mesra, canda tawa ringan saling berpegang tangan
membuat siapa yang melihatnya akan merasa cemburu. Pada dasarnya sang gadis
merasa kurang nyaman dengan kondisi tersebut. Hatinya sangat bertolak belakang
dengan apa yang sedang dilakukannya.
“Yang... Apakah kamu benar-benar cinta kepadaku? “ tanya sang gadis
Sekali lagi sang gadis bertnya kepada pacarnya “Apakah kamu benar-benar
sayang kepadaku? “
Tiba-tiba sang gadis yang biasanya tidak mengenakan jilbab kini telah
mengenakan jilbab bertanya seperti itu kepada kekasihnya, jauh dipelupuk
matanya dia sangat yakin kalau sang pria benar-benar mencintai dan menyayangi
dirinya.
Mendengar pertanyaan seperti itu, sang pria menatap lekat mata sang gadis
tersebut. Dia tidak mengira kekasihnya melontarkan pertanyaan seperti itu.
“Sayang...Kenapa kamu menanyakan hal itu? “
“Apakah pengorbananku selama ini untuk membuktikan bahwa aku benar-benar
cinta dan sayangku padamu masih kurang?” sang pria balik tanya. Mata mereka
masih saling menatap lekat.
“Samudra yang luas ini, pegunungan yang menjulang tinggi, jurang yang
dalam, dan gurun pasir akan ku lewati jika kamu meminta diriku untuk
melakukannya sebagai bukti cinta dan sayangku kepadamu” lanjut sang pria
meyakinkan.
“Aku tidak meminta kamu melakukan hal itu, yang ku minta adalah...” sang
gadis terdiam.
“Apa sayang... apa yang kamu pinta sayang. Untuk membuktikan cinta dan
sayangku padamu! Aku rela melakukan apapun! Aku tidak mau melihat kamu sedih,
aku tidak mau melihat kamu menderita” meyakinkan
“Benarkah itu?” butuh kepastian
“Ya itu benar, pokoknya apa yang kamu pinta pasti akan aku turuti”
“Baiklah, kalau kamu emang benar-benar sayang kepadaku. Tolong pergi
tinggalkan diriku. Jalinan kasih sayang kita cukup sampai disini” wajah sang
gadis tertunduk, menahan air matanya sambil berusaha melepaskan tangan
dari pegangan sang kekasih.
“Kenapa sayang... kenapa kamu meminta aku melakukan hal tersebut? Apakah
kamu tidak cinta dan sayang kepadaku?” Tidak percaya sambil berusaha meraih
tangan sang kekasih. Sang gadis berupaya untuk menghindar.
“Tidak sayang... bukannya aku tidak sayang kepadamu. Tapi...
“Tapi apa sayang, bukannya kedua orang tua kita sudah merestui hubungan
kita! Apakah ada orang lain dihatimu?
“Bukan, sayang... aku minta kamu melakukan hal ini karena aku sayang
kepadamu, karena aku sangat mencintaimu, karena aku tidak mau melihat kamu
menderita” Menangis.
“Lantas!!! kenapa kamu minta kita putus?
“Karena...
“karena aku baru sadar bahwa tidak ada istilah pacaran dalam islam. Didalam
surah Al-Isra’ ayat 32 Alah telah berfirman:
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra’: 32)
Mendekati saja dilarang, apalagi melakukannya. Pacaran
merupakan suatu perbuatan yang mendekati zina, itu artinya perbuatan dosa.
Orang-orang yang berdosa akan diazab dalam neraka. Satu hari hidup diakhirat
sama saja seribu tahun hidup didunia. Dan aku tidak mau kita sama-sama diazab,
aku tidak mau kita sama-sama menderita, biarlah menderita hidup didunia dari
pada hidup diakhirat. Untuk itu aku minta kita putus.
Sang pria hanya melongo, sementara sang gadis telah pergi meninggalkan
dirinya
Berharap
pemuda pemudia Indonesia abad 21 seperti di atas J
Cerpen karya Musdalifah
(Anggota Magang Laboratorium Bahasa)
No comments:
Post a Comment